Sabtu, 28 Agustus 2010

Yesus, kedamaianku

Setelah mengikuti misa harian di Shekinah, dalam perjalanan menuju rumah, aku mendapati diriku bersenandung menyanyikan lagu-lagu pujian. Aku baru menyadari, selama ini seringkali setelah mengikuti Perayaan Ekaristi aku suka bernyanyi atau menyenandungkan lagu-lagu pujian.


Aku menyanyikannya dengan begitu saja, mengalun begitu saja dalam mulutku. Ya, Ekaristi menjadikan diriku tenang dan damai. Dan perasaan tenang itu membuat diriku menyanyikan lagu pujian, pujian yang datangnya dari jiwa yang tenang, jiwa yang telah disegarkan kembali berkat daya Ekaristi.


Malam tadi, saat pertemuan komunitas, kami mendoakan senakel dan membaca renungan. Dalam renungan pesan Bunda Maria, ada satu kalimat yang sangat menarik bagiku. Kalimat itu berbunyi "Yesus, memberimu kedamaian". Aku segera disadarkan bahwa Yesus, yang hadir dan ku terima secara nyata dalam Ekaristi dalam wujudnya berupa roti dan anggur sungguh memberiku damai, bukan hanya damai, tetapi kepenuhan kedamaian.


"The spirit of Eucharistic love
will make you refer everything to the Holy Eucharist,
for the Eucharist is the summary of all marvels.
It is the permanent mystery in which we find all others...
God is immense, the universe is filled with God's presence,
but the Eucharistic soul
prefers to search and find God where He is sacramentally.
Just as the eagles assemble where the body is,
so also Eucharistic souls
are attracted instinctively, easily, and habitually to the Holy Eucharist.
Therein is their happiness, their peace;
there they find a supernatural knowledge of all things."


~ St. Peter Julian Eymard ~

Tidak ada komentar: