Selasa, 31 Agustus 2010

Rasa Itu

Ketika Rasa itu hadir kembali...
Semua terasa begitu sunyi dan sepi...
Dan seperti biasa ketikaku merasakanya...
Aku akan menghasilkan karya...


Aku memang suka menulis tentang rasa...
Apa yang aku amati, apa yang aku alami, semua mempunyai makna...
Semua seolah begitu indah dan mengundang tanya...
Bertanya mengapa semua bisa terjadi dan ada...


Manusia memang dicipta dengan penuh rasa...
Maha Karya dari sang Pelukis Agung yang luar biasa...
Dalam diri manusia tidak ada yang biasa saja...
Semua itu sempurna adanya...


Manusia memiliki perasaaan...
Manusia diajak untuk memberi sentuhan dalam kehidupan...
Manusia diajak untuk mencari kebahagian...
Dengan terus belajar dari Sang Guru kebijaksanaan...


Manusia diberkati dengan perasaan...
Supaya bisa menikmati suka dan duka kehidupan...
Berenang dan tenggelam dalam pergumulan dan permasalahan...
Lalu belajar untuk mengandalkan Tuhan...


Manusia dan Rasa...
Memberi makna supaya hidup tidak biasa...
Menciptakan karya dan karsa...
Bagi Allah yang Maha Kuasa...

Senin, 30 Agustus 2010


"It's useless to show how much you care for someone when that person is too busy getting someone else attention."

aku (dan anak-anak) membutuhkanmu

Mungkin selama ini kamu merasa tidak berarti bagiku...
Mungkin selama ini kamu merasa aku mandiri dan tidak membutuhkanmu...
Aku terlalu luar biasa...
Aku terlalu sempurna...

Kamu merasa aku telah mempunyai semuanya...
Kamu merasa aku bisa segalanya...
Aku tidak membutuhkan orang lain...
Aku tidak memerlukan dukungan dan bantuan...

Ketahuilah:

Aku membutuhkanmu...
Aku memerlukan bantuanmu...
Mari kutunjukkan...
Mari kujelaskan...

Kamu tahu bahwa karierku tidak akan selamanya berjalan sesuai harapan...
Aku membutuhkan pengertian...
Ketika keadaan sulit...
Dan aku harus lebih irit...

Ketika aku terlalu asik dengan pekerjaan...
Aku juga membutuhkan kamu yang mengingatkanku untuk berhenti sejenak dan pergi makan...
Kamu juga perlu tahu bahwa dibalik keceriaanku...
Pasti ada masa-masa sepi... kesepian... dan aku membutuhkanmu untuk menemaniku...

Ketika aku sedang mengalami masa-masa sendu...
Aku juga membutuhkanmu dengan kata-kata yang membangkitkan semangatku...
Aku juga membutuhkanmu untuk menemani aku mensyukuri kehidupan ini...
Aku memilihmu karena aku ingin kita bersama mensyukuri nikmat dan kebersamaan ini...

Aku ingin berbagi pengalaman hidupku denganmu...
Dan kamu juga bisa berbagi ceritamu kepadaku...
Ya, cerita apa saja...
Sedih dan gembira...
Suka dan duka...
Dan kita berbagi tawa dan tangis bersama...

Aku membutuhkanmu untuk melahirkan anak-anak kita...
Sebagai buah dari cinta kita...
Aku membutuhkanmu untuk mendidik anak-anak kita...
Supaya kelak mereka menjadi manusia yang berguna bagi Sang Pencipta...


Aku membutuhkanmu sebagai bunda...
Menemani anak-anak bermain dan bercanda...
Bertumbuh dalam kasih orangtua yang penuh cinta...
Menemani anak-anak memasuki alam tidur dalam bahagia...

Melihat senyum puas pada tidur pulas mereka...
Karena mereka tahu kedua orangtuanya begitu sayang pada mereka...

Sayangku...
Aku dan anak-anak membutuhkanmu...
Sayangku...
Kau sungguh berarti dalam hidupku...



http://ceritaeka.com/2010/08/20/kuis-agustus-di-ceritaeka/

Minggu, 29 Agustus 2010


Never ignore a person who loves and cares for you.
One day you may realize you've lost the moon while counting the stars.
Some people only know scripture. 
Those who know Jesus know everything because He reveals it to them. 
You can only know Jesus by revelation. 
If you have not met Him and He does not dwell in you, you will never know Him.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Yesus, kedamaianku

Setelah mengikuti misa harian di Shekinah, dalam perjalanan menuju rumah, aku mendapati diriku bersenandung menyanyikan lagu-lagu pujian. Aku baru menyadari, selama ini seringkali setelah mengikuti Perayaan Ekaristi aku suka bernyanyi atau menyenandungkan lagu-lagu pujian.


Aku menyanyikannya dengan begitu saja, mengalun begitu saja dalam mulutku. Ya, Ekaristi menjadikan diriku tenang dan damai. Dan perasaan tenang itu membuat diriku menyanyikan lagu pujian, pujian yang datangnya dari jiwa yang tenang, jiwa yang telah disegarkan kembali berkat daya Ekaristi.


Malam tadi, saat pertemuan komunitas, kami mendoakan senakel dan membaca renungan. Dalam renungan pesan Bunda Maria, ada satu kalimat yang sangat menarik bagiku. Kalimat itu berbunyi "Yesus, memberimu kedamaian". Aku segera disadarkan bahwa Yesus, yang hadir dan ku terima secara nyata dalam Ekaristi dalam wujudnya berupa roti dan anggur sungguh memberiku damai, bukan hanya damai, tetapi kepenuhan kedamaian.


"The spirit of Eucharistic love
will make you refer everything to the Holy Eucharist,
for the Eucharist is the summary of all marvels.
It is the permanent mystery in which we find all others...
God is immense, the universe is filled with God's presence,
but the Eucharistic soul
prefers to search and find God where He is sacramentally.
Just as the eagles assemble where the body is,
so also Eucharistic souls
are attracted instinctively, easily, and habitually to the Holy Eucharist.
Therein is their happiness, their peace;
there they find a supernatural knowledge of all things."


~ St. Peter Julian Eymard ~

Kamis, 26 Agustus 2010

Mengapa Kau Pergi

Mengapa kau pergi...
Meninggalkan diri ini...

Mengapa kau pergi...
Saat aku mulai menikmati rasa ini...

Mengapa kau pergi...
Saat aku terbiasa dengan cinta ini...

Mengapa kau pergi...
Dan tidak ada kabar lagi...

Mengapa kau pergi...
Seolah tidak pernah ada yang terjadi...

Mengapa kau pergi...
Saat kau ada di hati ini...

Mengapa kau pergi...
Dan tidak pernah kembali...

Mengapa kau pergi...
Salahkah dengan diriku ini...

Mengapa kau pergi...
Tanpa ada penjelasan atas semua ini...

Mengapa kau pergi...
Mengapa.... Mengapa...

Selasa, 24 Agustus 2010

"Lain kali jangan terburu-buru mengatakan tidak ada rasa cinta.... pastikan dulu.... jangan sampai cinta pergi tanpa kamu sadari... dan kamu menjadi sedih karena cinta telah pergi... dan mungkin cinta tak akan pernah kembali... jika kamu sungguh menghendaki cinta kembali... mintalah dia untuk datang lagi... dan belajarlah untuk menghargai cinta"

 

 

Senin, 23 Agustus 2010

melupakanmu

Melupakanmu...
tidak semudah itu...
Perlu waktu...
Penuh haru...

Melupakanmu...
Kuusahakan semampuku...
Walau kadang ragu...
Karena ku terlalu rindu...

Melupakanmu...
Sampai malam berlalu...
Tidak semudah pikirku...
Kar'na dirimu selalu membayangiku...

Melupakanmu...
Terlalu sulit bagiku...
Bukan karena ku tak mau...
Tapi karena kuterlalu cinta padamu...

Melupakanmu...
Butuh berapa lama sang waktu...
Karena kusadari ini semua t'lah berlalu...
Dan aku harus terus melangkah maju dalam hidupku...

Melupakanmu...
Dan segala tentangmu...
Melupakanmu...
Dan segala cinta masa lalumu...

Terharu Biru

Baru saja aku chat dengan salah seorang sister in GOD.... percakapan awal seperti biasa.... basa basi terlebih dahulu... ngobrol sana sini.... ledek-ledekan ini itu.... Pembicaraan ringan pun berubah menjadi agak serius ketika aku menanyakan tulisan terbarunya.... yaa... dy juga punya kebiasaan menulis di blog... Singkat cerita aku membaca tulisan terakhirnya.... selesai membaca ada perasaan terharu... terharu atas perjuangannya bergumul dengan permasalahan hidupnya... mungkin saat itu masalahnya belum selesai... tapi aku percaya masalah itu membawanya untuk semakin mendekatkan DIA pada Tuhan.... Tuhan yang mengasihi dia dan akan tetap mengasihi apapun keadaannya...

Aku memang suka mendengar dan membaca mengenai kesaksian hidup seseorang... kesaksian bagaimana berjuang dalam pergumulan... bagaimana menghadapi masa-masa terkelam dalam hidup... bagaimana tetap berdoa walau seolah doanya tak pernah dikabulkan.... terus menapaki jalan kehidupan walau tajamnya kerikil pernasalahan selalu membuat terluka dan makin terluka... terus percaya dan beriman.... terus berpegang pada perkataan Tuhan bahwa IA adalah Allah yang setia...

Yang membuat aku terharu adalah ketika bagaimana mereka, para pejuang kehidupan, bisa begitu bertahan dalam badai dan hujan permasalahan... dan kemudian terus maju melangkah dalam iman dan pengalaman mereka akan Allah, menuju kepada kemenangan.... menuju tanah terjanji...

Janganlah takut dan gentar pada saat datangnya masa percobaan... tetapi bergembira dan bersyukurlah karena masalah dan persoalan menjadikan kita semakin dekat dan setia kepada DIA.... masalah yang kita hadapi tidak lebih besar daripada Allah yang terlebih dahulu mengasihi kita.... 

Yakobus 1 :12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Selasa, 10 Agustus 2010

Tuhan ajari aku

Tuhan ajari aku untuk menghitung...
Terutama untuk menghitung berkatMU setiap hari...

Tuhan ajari aku untuk mengampuni...
Terutama untuk mengampuni mereka yang bersalah kepadaku...

Tuhan ajari aku untuk mendoakan...
Terutama untuk mendoakan mereka yang sangat membutuhkan...

Tuhan ajari aku untuk memberi...
Terutama untuk memberi mereka yang kekurangan...

Tuhan ajari aku untuk mengasihi...
Terutama untuk mengasihi mereka yang terlantar dan terluka...

Tuhan ajari aku untuk menghibur...
Terutama untuk menghibur mereka yang berduka...

Tuhan ajari aku untuk menjadi muridMU...
Karena hanya Engkaulah Sang Guru sejati...

Tangan yang menyelamatkan dan telinga yang mendengar

Tuhan....
Aku berseru kepadaMU...
Tapi mengapa Engkau tidak menghiraukanku...

Tuhan....
Aku mengangkat tanganku kepadaMU...
Mengapa Engkau tidak mengulurkan tanganMU...

Tuhan....
Ini aku yang rindu mendengar teguran dan nasehatMU...
Mengapa Engkau tidak berbicara sepatah kata saja...

Tuhan....
Ini aku yang butuh pertolonganMU...
Mengapa Engkau seolah hanya diam terpaku...

Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;

tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Minggu, 08 Agustus 2010

Tegas dan Tegar

Belajar untuk tegas dan kemudian tegar dalam menjalani keputusan yang diambil memang tidak mudah...
Hidup adalah pilihan...
banyak kali kita dihadapkan pada persimpangan pilihan...
mau melangkah kemana...
mau bersikap bagaimana...
semua adalah pilihan....
bahkan tidak memilih pun adalah pilihan... pilihan untuk tidak bersikap...


Untuk memilih saja kadang terasa sulit dan membingungkan...
Membuat ragu dan bimbang...
Terlalu banyak pertimbangan...
Terlalu ingin aman..
Apalagi kemudian harus tegar...
Karena pilihan yang telah diambil ternyata tidak menyenangkan...
Tidak sesuai dengan harapan...
Terlalu banyak penderitaan dan kesulitan...


Ketegasan memang diperlukan...
Karena ketegasan menghilangkan ketidakpastian...
Jika sudah tegas mengambil keputusan... harus juga disikapi dengan tegar...
Karena tidak selamanya keputusan yang diambil berjalan sesuai dengan harapan...
Ketegaran menjadi penting... ketika apa yang diputuskan ternyata tidak sesuai perkiraan dan harapan...


Hidup ini adalah tentang pilhan...
Maka buatlah pilihan dengan tegas...
Dan tegarlah ketika pilihan itu tidak sesuai dengan harapan...
Jangan takut untuk memilih atau mengambil keputusan...
Selama kesempatan masih diberikan... selama pilihan masih ada...
Belajarlah untuk menentukan pilihan dan menjalankannya...
Jangan lagi menoleh kebelakang... Jangan menyesali apa yang tidak kita pilih...
Belajar menatap masa depan dari setiap kesalahan dan kegagalan di masa lalu...

Tegaslah dalam bersikap dan menentukan pilihan...
Tegarlah dalam kesulitan dan penderitaan...



Kamis, 05 Agustus 2010

Cinta datang dan pergi

Cinta...
Datang dan pergi
Ketika datang kau bawa hatiku terbang...
Ketika pergi kau hempaskan segala kenangan di hati...

Cinta...
Datang dan pergi...
Ketika datang kau bawaku melayang...
Ketika pergi semua cerita seolah tak berarti...

Cinta...
Datang dan pergi...
Ketika datang semua begitu indah dikenang...
Ketika pergi hanya tinggal memori yang pedih

Cinta...
Datang dan pergi...
Sesuka hati...
Membuatku selalu menanti datangnya...
Dan selalu takut akan masa perginya...


Rabu, 04 Agustus 2010

Suara Sang Gembala

Dari kejauhan kudengar sayup-sayup suaraMu...

Aku tau itu Engkau, Gembalaku...

Yang memanggil aku dombaMU...

Aku mengenali suaraMU...

Kau membawaku ke padang rumput hijau...

Hamparannya luas membentang membuatku terpukau...

Sungguh tempat yang melimpah akan berkatMU...

Gembalaku, ajar aku untuk selalu mendengar suaraMU...

Dan juga turut pada bimbinganMU...

Gembalaku, bawa aku ke tempat kudusMU...

Dimana aku bisa berbaring dalam pelukan kasihMU...


Dosa

Sesuatu yang membuat Allah memalingkan mukaNya...

Sesuatu yang membuat Bapa mengutus anakNYA ke dunia untuk menyelamatkan...

Sesuatu yang harus ditanggung oleh Yesus...

Upahnya adalah maut...

Merupakan kekejian bagi Allah...

semua orang telah melakukan ini dan telah kehilangan kemuliaan Allah...

Yesus sama dalam segala hal dengan manusia, kecuali dalam hal ini...


Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Roma 5:8)

Engkau yang telah mendahului kami

Engkau yang telah mendahului kami...
Kami di dunia ini bersatu hati...
Terutama di hari yang khusus ini...
Memperingati engkau yang telah pergi...


Engkau yang telah mendahului kami...
Dimanapun keberadaan kalian saat ini...
Hanya doa yang bisa kami panjatkan kini...
Supaya engkau beroleh kebahagiaan abadi...


Engkau yang telah mendahului kami...
Ku berdoa untuk keadaanmu kini...
Supaya kesalahan dan dosamu diampuni...
Dari hukuman yang abadi...


Engkau yang telah mendahului kami...
Kupanjatkan doaku ini...
Kepada jiwamu yang telah abadi...
Semoga kita bertemu kembali di tanah Surga terjanji...


(Pada Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, 2 November 2009)



Untaian Mawar

Untaian mawar yang kurangkai...
Bagi Sang Ratu Pencinta Damai...
Tiap doa laksana sungai...
Yang mengalir membawa damai...

Untaian mawar yang merekah...
Ku persembahkan pada engkau, ya Ratu Surga...
Sebagai bakti dan sembah...
Kepada engkau, ya Bunda Allah...

Untaian mawar yang bersemi...
Mengingatkan cinta yang murni...
Dari Ratu yang rendah hati...
Yang sungguh patut diteladani...

Untaian mawar yang semerbak mewangi...
Memancarkan keharuman surgawi...
Mengingatkan pada tanah terjanji...
Taman indah yang terberkati...

Untaian Mawar...
Merekah...
Bersemi...
Semerbak...
Kurangkai...
bagi Bunda Allah yang kucintai...

(Kupersembahan kepada Bunda Maria, pada penutupan bulan Rosario 2009)

menjaga api cintaNYA

Tuhan telah menyalakan api cintaNYA dalam hatiku...
Kini aku bertugas menjaganya...
Menjaganya supaya tidak menjadi padam...
Menjaganya supaya tetap membawa terang...

Tuhan telah menyalakan api cintaNYA dalam hatiku...
Cahayanya tidak terlalu terang pada awalnya...
Tetapi aku harus menjaganya...
Walau pudar tapi harus tetap bercahaya...

Tuhan telah menyalakan api cintaNYA dalam hatiku...
Kadang angin dan badai berusaha memadamkannya...
Tapi aku terus menjaganya dengan iman yang kupunya...
Menjaganya supaya tetap bercahaya disaat-saat terkelam...

Tuhan telah menyalakan api cintaNYA dalam hatiku...
Kini aku bertugas menjaganya...
Menjaganya supaya tidak padam...
Menjaganya supaya tetap membawa terang...

Tuhan telah menyalakan api cintaNYA dalam hatiku...
Kini aku bertugas menjaganya...
Bahkan aku harus mengkobarkan apiNya...
Karena api kasihNya-lah yang membawa harapan bagi dunia...



Kisah Sang Pencari Allah

Aku sang pencari Allah...
Kucari IA di kerimbunan hutan belantara...
Namun tak ku temukan DIA...

Aku sang pencari Allah...
Kucari IA di kedalaman palung samudera...
Namun tak ku temukan DIA

Aku sang pencari Allah...
Kucari IA di luas padang rumput membentang...
Namun tak ku temukan DIA...

Aku sang pencari Allah...
Kucari IA di keganasan padang pasir...
Namun tak ku temukan DIA...

Aku sang pencari Allah...
Kucari IA di balik derasnya air terjun...
Namun tak ku temukan DIA...

Aku sang pencari Allah...
Kucari IA di teriknya Sang Mentari...
Namun tak ku temukan DIA...

Aku sang pencari Allah...
Kucari IA di lembutnya Sang Rembulan...
Namun tak ku temukan DIA...

Aku sang pencari Allah...
Kucari IA dalam ketenangan relung hatiku...
Barulah kutemukan DIA...
Sebab aku adalah bait Allah dan Roh Allah diam dalamku...
Dan melalui keheningan aku menemukanNYA, IA yang selama ini kucari...

Candu Rindu

Rindu seperti candu...
Candu yang membuat ketagihan selalu...
Selalu ingin bertemu, setidaknya mengingatmu...
Mengingatmu dan semua kenangan denganmu...
Denganmu melewati masa-masa itu...
Masa dimana kamu hadir mengisi hari-hariku...
Hariku menjadi lebih berwarna kar'namu...
Kar'namu aku belajar menyelami cinta...
Cinta yang kita rajut bersama...
Bersama memadukan kisah kehidupan...
Kehidupan anugerah dari DIA...
DIA yang telah menciptakan aku dan kamu...
aku dan kamu yang kini tak lagi menjalin cinta...
Cinta ternyata bukan milik kita...
Kita harus berpisah...
Berpisah karena mungkin memang kita tak bisa bersama...


Selasa, 03 Agustus 2010

Tuhan lebih tau

Ku pinta padaMU rembulan yang indah...
Kau beri aku mentari yang cerah...

Ku mohon kau beri aku kesabaran...
Yang datang malah ujian hidup yang beruntun...

Ku minta Kau tinggal denganku...
Kau malah naik ke Surga meninggalkanku...

Ku berdoa supaya bahagia...
Mengapa derita selalu ada...

Melalui doa dan sahabat perlahan aku menyadari...
Kau beri aku mentari karena rembulan adalah bayangan mentari...
Kau beri aku ujian supaya aku belajar dan akhirnya mendapat kesabaran...
Kau pergi ke Surga untuk menyediakan rumah yang kekal bagiku...
Kau beri aku derita supaya aku bisa bersyukur di saat bahagia...

Tuhan tidak selalu mengabulkan apa yang ku pinta...
Tapi Tuhan selalu tau yang terbaik untukku...
Tuhan tidak selalu menuruti mauku...
Tapi Tuhan selalu memenuhi kebutuhanku...


Pujian dari hati

Ketidakadaan musik dan pemusik dalam suatu acara persekutuan doa seringkali dianggap menjadi kendala dalam pujian dan penyembahan. Banyak kali tim menjadi bingung dan panik ketika tidak ada musik dalam persekutuan doanya. Merasa ada yang "kurang", merasa ada yang "hilang".

Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan "mengimpor" pemusik dari luar Persekutuan Doanya.
Musik memang merupakan elemen penting dalam pujian dan penyembahan, tetapi musik bukanlah esensi dari pujian. Musik memang membantu dalam pujian. Tapi musik bukan inti dari pujian. Musik memberikan ritme dan semangat, tapi musik bukanlah segalanya dalam pujian.

Pujian tetap dapat dinaikkan tanpa musik, pujian tetap bisa dikumandangkan tanpa alunan melodi.
Pujian tidak terbatas pada alat musik dan pemusik. Pujian tidak seharusnya dibatasi oleh nyanyian saja.
Pujian yang sejati datangnya dari hati yang menyembah, Pujian yang sejati datangnya dari hati yang bersyukur.


-- pujian datangnya dari hati, bukan dari senar gitar atau tuts keyboard --



Pengampunan

Mengampuni memang tak mudah...
Tapi mengampuni itu indah...

Mengampuni memang butuh kerendahan hati...
Supaya ada kesatuan hati...

Mengampuni memang tidak butuh harga diri...
Karena mengampuni menyempurnakan rekonsiliasi...

Mengampuni memang butuh keberanian...
Agar kita mendapat pembebasan...

Mengampuni memang terasa memalukan...
Tapi mengampuni memberikan pemulihan...

Mengampuni memang tidak butuh gengsi...
Sebab dengan mengampuni kita menjadi saksi kasih...

Mengampuni memang bukan pilihan...
Tapi mengampuni merupakan keputusan...

Mengampuni berarti mengasihi...
Mengasihi berarti memahami...
Memahami berarti memaklumi...
Memaklumi berarti mengampuni...

Dehidrasi Rohani

Kekurangan tapi tidak terasa haus...
Juga tidak terasa lapar...

Harus dihidupi...
Tapi sering kali justru dibiarkan mati...

Kalau diingatkan hakekatnya...
baru sadar betapa pentingnya...

Banyak yang tau pentingnya..
Tapi lupa menjaganya...

Terkadang sampai sekarat...
Tapi terasa hanya sesaat...

Dehidrasi Rohani...
Membuat Kehidupan Rohani menjadi mati...
Maka kita semua harus berhati-hati...
Supaya itu semua tidak terjadi...



Duri dalam Daging

Saat diam terasa perih...
Ketika bergerak apalagi...
Ingin ku cabut duri ini...
Karena aku ingin membebaskan diri...

Duri ini menganggu sekali...
Sampai kapan semua harus begini...
Tidak ada yang berani beraksi...
Takut ada yang sakit hati...

Mungkin aku harus segera beraksi...
Walau nanti pasti dibenci...
Karena aku tak tahan lagi...
Melihat semua seakan mau mati...

Aku sudahi saja penderitaan ini...
Biar kucabut saja duri ini...
Walau daging harus menahan infeksi...
Tapi itu lebih baik daripada semua mati...

Yang kuinginkan hanya ENGKAU, Tuhan

Kuasa memang menawarkan kemudahan...
Tapi Kuasa selalu datang pergi bergantian...
Aku tahu Tuhan hanya Engkaulah Sang Kekuasaan sejati...
Yang kuinginkan hanyalah Engkau Tuhan...

Harta memang menawarkan kesenangan...
Tapi cinta harta mendatangkan keserakahan...
Aku tahu Tuhan hanya Engkaulah Sang Kebahagiaan sejati...
Yang kuinginkan hanyalah Engkau Tuhan...

Dunia memang menawarkan segalanya...
Tapi dunia tidak kekal selamanya...
Aku tahu Tuhan hanya Engkaulah Sang Keabadian sejati...
Yang kuinginkan hanyalah Engkau Tuhan...

Daging memang selalu mencari kenikmatan...
Tapi daging seringkali terlalu banyak kelemahan...
Aku tahu Tuhan hanya Engkaulah Sang Kekuatan sejati...
Yang kuinginkan hanyalah Engkau Tuhan...

Iblis memang selalu menggoyahkan dengan godaan...
Tapi Iblis tak berdaya dihadapan Tuhan...
Aku tahu Tuhan hanya Engkaulah Sang Kemenangan sejati...
Yang kuinginkan hanyalah Engkau Tuhan...

Sakit Hati

Aku sakit hati...
Pedih...
Sedih...
Terasa mau mati...

Aku menangis...
Meringis...
Karena hati teriris...
Ingin berteriak histeris..

Aku marah...
Kepala terasa mau pecah...
Pasrah...
Belajar berserah...

Aku diam...
Hidup terasa kelam...
Menyimpan dendam...
Ingin segera melewati malam...

Aku berdoa...
Ternyata IA menyapa...
Aku lupa...
Allah selalu ada...

Dalam doa...
Aku mulai berserah...
Bahwa Tuhan punya rencana...
Dan pada waktuNya semua'kan menjadi Indah...

(untuk mereka yang sedang dan pernah merasa "sakit hati")

Semuanya "Saya saja"

Kalau tidak ada yang mau jadi Worship Leader,
Saya saja...

Kalau tidak ada yang mau jadi penyanyi,
Saya saja...

Kalau tidak ada yang mau jadi pemusik,
Saya saja...

Kalau tidak ada yang mau jadi pendoa,
Saya saja...

Kalau tidak ada yang mau jadi catcher,
Saya saja...

Kalau tidak ada yang mau gulung kabel,
Saya saja...

Kalau tidak ada yang mau gulung tiker/karpet,
Saya saja...

Kalau tidak ada yang mau jadi operator proyektor,
Saya saja...

Kalau tidak ada yang mau jadi operator mixer,
Saya saja...

Kalau tidak ada yang mau jadi ketua sel,
Saya saja...

Kalau tidak ada yang mau jadi pembicara,
Saya saja...

Kalau tidak ada yang mau jadi pembawa renungan,
Saya saja...

Kalau masuk Surga???


Anak-anak Tuhan

Tertawa lepas...
Hati penuh rasa puas...
Berlari kemana kami suka...
Di taman bumi kami berada...

Tidak ada kekhawatiran...
Tidak ada ketakutan...
Allah adalah Bapa kami...
Dan kami adalah anak-anakNya...



Dengan manna surgawi kami dikenyangkan...
Dahaga kami pun dipuaskan dengan minum air kehidupan...
Hari-hari kami lalui dengan keindahan...
Hari-hari kami lalui dengan sorak-sorai dan pujian...

Tidak ada gelisah...
Tidak ada rasa susah...
Allah adalah Bapa yang penuh kasih...
Dan kasihNya berlimpah untuk kami...

Kami adalah anak-anak Tuhan...
Allah pemilik bumi adalah Bapa Kami...
Dan kami telah IA wariskan...
Bumi yang penuh dengan kelimpahan...

Senin, 02 Agustus 2010

Kata-Kata dalam doa

Aku ingin berdoa...
Jiwaku ingin memujia DIA...
Aku ingin bersyukur...
Rohku ingin bermazmur...

Tapi Tuhan...
Kata-kataku terbatas...
Tapi Tuhan...
Pikiranku tak luas...

Ketika habis kata-kataku...
Aku hanya bisa terdiam...
Ketika terlalu sempit pemikiranku...
Aku hanya termenung...

Lalu aku mendengar suara yang lembut...
Aku mendengar suara yang indah...
Aku mengenali suara itu...
Itu suara dari dalam hatiku...

Lalu aku mendengar suara hati...
Aku mulai menyadari...
Kata-kata tidak terlalu berarti...
Pikiran juga tidak penting lagi...

Aku belajar berdoa dalam sunyi...
belajar berdoa dalam hati...
Dan aku menemukan Sang Kasih...
Yang adalah Allah sendiri...

Semakin dalam kuselami...
Semakin dalam aku mengerti...
Semakin dalam aku memahami...
Semakin aku menemukan jati diri...

Sang Waktu

Sang Waktu...
Bergulir...
Tak pernah berhenti...

Sang Waktu...
Terkadang terasa lambat...
Terkadang sangat cepat...

Sang Waktu...
Jangan disia-siakan...
Jangan disalahgunakan...

Sang Waktu...
Gunakan dengan bijaksana...
Gunakan dengan seksama...

Sang Waktu...
Jalani...
Hargai...



Langkahku kepadaMU

Tanda salib kubuat...
Doa juga telah kupanjat...

Dari berlutut...
Aku bersiap...

Kini aku berdiri...
Menatap dengan wajah berseri...

Ku ayunkan kakiku...
Ku mantapkan hatiku...

Selangkah demi selangkah...
Setapak demi setapak...

Pandanganku lurus ke depan...
Menatap DIA yang ada di sana...

Ia yang hadir dalam wujud hosti...
Ia adalah sang Kasih...

Ku terima Ia dalam tanganku...
Kuterima Ia dalam hatiku...

Kini Ia menjadi bagianku...
Dan aku tentulah menjadi milikNYA jua...

Tuhan kini KAU hidup dalamku...
Kiranya aku memancarkan kasihMU...

Sebab itulah panggilanku...
Menjadi serupa dengan diriMU...


Layang-layang Tuhan

Aku adalah layang-layang Tuhan...
Tulangku ditekuk dan dibentuk...
Badanku diserut dan diraut...

Aku adalah layang-layang Tuhan...
Siap untuk diterbangkanNya...
Dari bawah ke tempat yang tinggi...

Aku adalah layang-layang Tuhan...
Hanya seutas benang tipis...
Yang menghubungkan aku dengan DIA....

Aku adalah layang-layang Tuhan...
Yang bisa melihat banyak hal yang terjadi...
Karena aku terbang tinggi...

Aku adalah layang-layang Tuhan...
Menari-nari di udara...
Meliuk ke sana kesini karena tiupan angin...

Aku adalah layang-layang Tuhan...
anginlah yang menjadikan aku dapat terbang tinggi...
Walau terkadang angin kencang membuat aku goyah dan ngeri...

Aku adalah layang-layang Tuhan...
Talilah yang menjadi doaku...
Karena talilah yang menghubungkan aku dengan pemilikku...

Aku adalah layang-layang Tuhan...
Walau kadang seolah tidak tampak...
Tapi aku sadar Tuhan-lah pemilik hidupku yang sesungguhnya...

Kelembutan Bulan

Biru...
Sendu...
Kelabu...
Syahdu...

Rembulan...
Menawan...
Rupawan...
Penuh kelembutan...

Bulan Sang Ratu Malam...
Menyelimuti dengan sinar temaram...
Menemani isi bumi yang terlelap...
Membawa kedamaian yang sedap...

Kelembutan Bulan...
Memberikan ketenangan jiwa...
Bahwa dalam malam penuh kegelapan...
Masih ada harapan dan asa...

Sang Kasih yang memberi diri

Seorang pria...
Sederhana...
Bersahaja...
Penuh Kharisma...

Melayani karena cinta...
Menyembuhkan karena iba...
Menyelamatkan dengan menderita...
Menawarkan keselamatan bagi sesama...

Ia adalah Allah...
Allah yang menjadi manusia...
Ia adalah Allah...
Allah yang mengambil rupa seorang hamba...

Dunia tidak mengenal DIA...
Dunia menolak DIA...
Tetapi Ia mengasihi dunia...
Oleh karena kitalah Ia menderita...

Ia disiksa..
Ia didera...
Ia menderita...
Ia dihina...

Pada puncak penderitaanNya...
Disaliblah ia berada...
Memandang mereka yang menyerahkanNya...
Bersimbah darah dan luka...

Namun pada hari ketiga...
Ia menggenapi janjinya...
Ia bangkit dari alam baka...
Naik dalam kemuliaan Surga...

Ia menyiapkan tempat bagi kita...
Roh Kudus diberikanNya pada kita...
Supaya kita tetap setia...
Sampai kita bersama DIA selamanya...


Memandang DIA

Saat hari baru tiba...
Mentari menyapa...
Berkat baru tersedia...
Saatnya kumemandang DIA...

Malam menjelang...
Mentari telah berpulang...
Bumi beristirahat...
Saatnya kumemandang DIA...

Ketika duka...
berderai air mata...
Seolah-olah semua tak berharga...
Saatnya kumemandang DIA...

Kala Suka...
Semua begitu Indah...
Dunia pun tersenyum bahagia...
Saatnya kumemandang DIA...

Setiap Masa...
Setiap Rasa...
Kiranya kuselalu memandang DIA...
Karena teringat betapa KasihNYA yang Sempurna...


Menyapa sang Mentari

Pagi menjelang...
Sang Mentari menjulang...
Menyapa alam dengan berseri...
Membawa cahaya Illahi...

Burung hinggap kesana kemari...
Menyapa kehadiran Sang Mentari...
Kicau suara merdu menyanyi...
Menemani Cahaya kemilau menyinari...

Rumput hijau melambai...
Menyapa dengan tarian indah gemulai...
Bersama bunga warna warni...
Menyemarakan datangnya pagi...

Wahai, Sang Mentari...
Kehangatanmu yang menyelimuti...
Warna emas yang bersinar...
Tanda keagungan Allah yang terpancar...



Jemari Kecil Pendoa Mungil



Jemari kecil...
Saling mengenggam...
Satu dengan lain...
Saling terpaut...

Jemari kecil...
Erat menggenggam...
Menggengam harapan...
Mengenggam pinta...

Pendoa Mungil...
Berdoa dengan berani...
Penuh kepolosan...
Penuh Ketulusan...



Pendoa Mungil...
Menyapa Allah...
Menaikkan doa...
Dengan tutur kata yang sederhana...

Pendoa Mungil...
Dekat dengan Allah...
Karena Allah cinta anak-anak...
Dan meletakkan mereka dalam pangkuanNya...

Minggu, 01 Agustus 2010

Kecapi dan Nafiri

Kecapi...
Barisan senar yang tertata rapi...
Alunan musik lembut menari...
Menciptakan iringan alunan melodi...

Nafiri...
Sang gagah yang pemberani...
Suara nyaring terdengar ke seluruh penjuru bumi...
Menjadikan semangat berapi-api...

Kecapi...
Suara indah dalam harmoni...
Membawa pikiran ke alam mimpi...
Menyanyikan keindahan Alam Surgawi...

Nafiri...
Suara membahana membangkitkan nyali...
Menjadikan pendengar mawas diri...
Tanda bersiap dan bersehati...

Kecapi dan Nafiri...
Saling melengkapi, Saling mengisi...
Menciptakan harmonisasi di atas bumi...
Memuji Tuhan bersama Paduan Suara Surgawi...

Malaikatku

Malaikatku...
Waktu ku berdoa...
Kau ada disekitarku...

Malaikatku...
Waktu ku merasa sendiri...
Kau pasti ada disampingku..

Malaikatku...
Waktu ku sedih...
Kau ada untuk menghibur aku...

Malaikatku...
Waktu ku bergembira...
Kau juga ikut menari bersamaku...

Malaikatku...
Yang diutus Bapaku...
Untuk melindungi diriku...

Malaikatku...
Aku tak mengenalmu...
tapi aku tau kau selalu ada untukku...

(Pada Perayaan Pesta Para Malaikat Pelindung, 2 Oktober 2009)

Rosario

Dua tanda salib pada awal dan akhir...
Satu Syahadat Para Rasul...
Enam Bapa Kami...
Satu Salam Putri Allah Bapa...
Satu Salam Bunda Allah Putra...
Satu Salam Mempelai Allah Roh Kudus...
Enam Kemuliaan...
Enam Terpujilah...
Lima Peristiwa dalam tiap peristiwa Gembira, Terang, Sedih dan Mulia...
Lima Doa Fatima...
Lima Puluh Salam Maria...


Itulah Doa Rosario...
Setiap doa adalah kuntum-kuntum mawar...
yang dirangkai menjadi satu untaian...
Dan kepada Bunda Maria semua itu kupersembahkan...

(Pada bulan Rosario, Oktober 2009)


Ruang Sunyi dalam Hati

Hati manusia...
Menyimpan banyak perkara...
Ada suka...
Ada pula duka...

Hati manusia...
Menyimpan banyak perkara...
Ada yang indah dikenang...
Ada yang tak sepatutnya terkenang...

Hati manusia...
Menyimpan banyak perkara...
Tersanjung...
Terhibur...

Hati manusia...
Menyimpan banyak perkara...
Terluka...
Tertusuk...

Hati manusia...
Menyimpan banyak perkara...
dari belia...
sampai tutup usia...

Hati manusia...
Menyimpan banyak perkara...
namun ada satu ruang sunyi...
ruang sunyi yang tidak terganti...

Ruang Sunyi dalam hati...
Yang hanya diisi oleh Allah sendiri...
Sebab hati adalah bait Allah yang suci...
Tempat Allah bertahta dan memberkati...